sumber : dafari.blogspot.com |
PEBISNIS INDONESIA MENDUDUKI PERINGKAT 4 TERATAS SEBAGAI PEBISNIS YANG SUKA MEMBERI SUAP UNTUK MELANCARKAN USAHANYA.
Laporan ini sesuai hasil Survey yang dilakukan oleh Transparasi Internasional yang dilakukan atas pebisnis dari 28 negara yang hasilnya dirilis tanggal 2 Nopember 2011 kemaren sesuai data Bribery Payers Index.
"Dalam wawancara responden di 30 negara yang disurvei, nama pengusaha
Indonesia selalu disebut kerap memberi suap," kata Manajer Tata Kelola
Ekonomi Transparansi Internasional Indonesia, Franky Simanjuntak, kepada
BBC Indonesia
Dari hasil survei itu, terlihat sektor yang paling rentan dengan kasus
suap menyuap adalah layanan publik dan infrastruktur. Di sektor inilah
perusahaan berkompetisi untuk memenangkan tender kontrak kerja dari
pemerintah, mulai dari pengelolaan sampah hingga pembangunan jalan raya.
TI mencatat proyek-proyek sektor publik yang biasanya berskala besar, kompleks, dan melibatkan banyak subkontraktor, sangat mudah untuk mengalami penggelembungan biaya. Tak hanya itu, sektor tersebut dinilai sangat mudah untuk menyembunyikan pengeluaran-pengeluaran tak tercatat.
TI mencatat proyek-proyek sektor publik yang biasanya berskala besar, kompleks, dan melibatkan banyak subkontraktor, sangat mudah untuk mengalami penggelembungan biaya. Tak hanya itu, sektor tersebut dinilai sangat mudah untuk menyembunyikan pengeluaran-pengeluaran tak tercatat.
Menurut Franky kecenderungan membayar suap ini adalah perpaduan antara
kebiasaan yang dilakukan di Indonesia dan lemahnya hukum di negara
tempat mereka berbisnis
Sementara itu, survei yang melibatkan 3.000-an eksekutif perusahaan di
28 negara ini menunjukkan, pengusaha-pengusaha Rusia dan Cina menjadi
yang teratas dalam urusan memberi suap. Sedangkan pengusaha asal Belanda
dan Swiss menjadi yang nyaris tidak pernah memberi suap untuk
memuluskan bisnis di luar negeri.
Sumber : anwardjaelani.com |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar